Senin, Desember 24, 2007

Urut Bayi



Pernah dengar urut bayi?

Ya, sampai saat ini ada pendapat yang 'Pro dan kontra' mengenai boleh enggaknya 'mengurut' seorang bayi.

Saya dan istri termasuk golongan yang 'pro' sama urut bayi ini. Bahkan bisa dibilang ke dua jagoan kecil kami, si Daffa dan Dany adalah hasil 'produk' urut mengurut sejak mereka masih dalam kandungan :)
Biasanya kami membawa mereka ke tukang urut langganan kami di bilangan Pondok Kopi, Jakarta Timur,tepatnya di Jl. Bona. Dan sang pengurut adalah seorang perempuan tua yang umurnya sudah mencapai 90 tahun namun masih memilki tenaga yang kuat dan cekatan.
Orang -orang di sekitar situ kadang menyebutnya dengan mbah Bona, walaupun nama sebenarnya adalah Mbah Juariah (Mudah-mudahan saya bisa nulis khusus tentang si Mbah yang murah senyum, baik hati, dan tidak sombong ini pada kesempatan yang lain).
Seperti hari ahad kemarin, kami berdua membawa kedua buah hati kami untuk diurut.
Sengaja kami berangkat pagi-pagi sekali sekitar jam setengah enam, karena kalau sudah agak siangan bisa-bisa ngantri karena rumah si mbah sudah dipenuhi oleh bayi - bayi kecil yang juga akan diurut. Saking ramenya, rumahnya si Mbah bagaikan posyandu...hi..hi..
Biasanya kami memutuskan untuk mengurut kedua bayi kami kalo mereka sedang rewel, semalaman gak bisa tidur dan badannya agak panas. Dan biasanya sih penyebabnya 'masuk angin'.
kadang-kadang kalo si kecil masuk angin, istri saya mengobati dengan cara tradisional yaitu menggosok dan mengurut dengan bawang yang diolesi minyak kelapa di sekujur badannya. Dan kemarin, karena sudah lama gak diurut, kami bawa saja keduanya ketempat si Mbah sekalian silaturahmi dan jaga-jaga kalau si kecil mengalami 'keseleo'.
"Enggak apa-apa, ini cuma masuk angin koq", begitu kata si Mbah ketika mulai mengurut anak kami.
Yang pertama diurut si sulung Daffa. dan karena sudah terbiasa si kakak senyum -senyum aja sewaktu diurut. terasa nyaman mungkin.
"Enaak..", begitu kata si kakak. Namun enggak beberapa lama wajah si kakak berubah meringis sambil tertawa kecil kegelian ketika si mbah mengurut pada bagian perutnya.
"Biasanya anak yang lain udah kejer pas diurut bagian perutnya, soalnya memang agak sakit" begitu kata si mbah.
Dan memang benar, ketika tiba giliran si adik di urut pada bagian perut, spontan langsung menjerit sambil memandangi ibunya....."sabar ya sayang, biar cepet sembuh.. duh! jadi pengen sedih.
"Besok-besok kalau anakmu masuk angin lagi, kasih aja temu kunci yang sebagian batangnya dibakar trus dicampur sama beras dan garam dan dikunyah. abis itu suapin ke mulut anakmu, Insya Allah cepet sembuh", begitu si mbah memberi resep kepada kami berdua sebelum berpamitan pulang.
Alhamdulillah, setelah selesai diurut dan pulang ke rumah, efeknya terasa instant.
Jagoan kami berdua terlihat lebih ceria dari sebelumnya.
Dan setelah selesai sarapan mereka berduapun tertidur dengan pulasnya....
Terima kasih ya mbah....
Ya Allah, terima kasih telah engkau hadirkan si mbah ditengah-tengah kami.
Berilah kesehatan buat si mbah, agar di hari-hari tuanya semakin banyak manfaat yang beliau sebarkan dan semakin deras mengalir pahala yang engkau berikan.

Tidak ada komentar: